J.S. Khairen
1 min readDec 11, 2021

--

Kisah si Pembanding Gaji

Oleh J.S. Khairen

“Berapa sih gaji dia? Tinggian juga gaji gue! Pinteran juga pinteran gue! Ngapain itu si Zubaidar malah milih dia sih.”

“HAHA! Itu dia bro, cinta itu buta. Elo udah tajir, pinter, ehhh masih kalah saing sama yang begitu. Gila, dapetnya Zubaidar lagi. Incaran setengah cowok di kampus kita men!”

Sementara itu di tempat lain.

“Dar, kok kamu mau sama aku sih?”

“Iiih, kok kamu nanya gitu sih sayang?” Zubaidar, wanita karir nan cemerlang itu mencubit kekasihnya. Mereka tengah menunggu dua piring pecel ayam.

“Eh serius. Ya, kalau belum ada jawabannya sekarang gapapa juga sih. Tapi seenggaknya…” kalimatnya terpotong makanan itu datang. “Kerjaanku biasa-biasa aja. Posisiku di kantor juga yaaa gitu-gitu aja. GaPinter juga gak, bego sih gak bego-bego amatlah. Ya sesekali bego sih.” Tangan dan mulutnya langsung melahap nasi dan pecel ayam itu tanpa basa-basi.

Melihat kelakuan kekasihnya yang rakus, Zubaidar tersenyum malu-malu. “Habis kamu lucu sih.”

“Lucu? Buset.” Ia tersedak. Beberapa bulir nasi keluar-keluar. “Itu penghinaan woy.”

Zubaidar pun mulai membasuh tangannya di kobokan, lalu mengambil sendok. “Lucu, dan apa adanya. Ga neko-neko.”

Sementara itu di tempat lain.

Si gaji tinggi terduduk hempas dalam mobilnya. Menatap kesal ke arah tenda pecel ayam, sepasang kekasih yang tak ia harapkan saling canda dan balas sendawa. Ia pergi melindas aspal yang dingin, namun hatinya panas. Ia pukul agak keras stir mobil kreditnya.

Begitu berhenti di lampu merah, ia membuka ponsel dan mengetik sesuatu di Mbah Google.

Berapa biaya santet.

Selesai.

J.S. Khairen, penulis novel ‘Kami (Bukan) Fakir Asmara.’

--

--

J.S. Khairen

📒 Novelis yang membuatmu candu 📝 Daftar karya & cara memiliki buku: link di bio (buku fisik & ebook) 📱CP 081212134951 | linktr.ee/jskhairen